Minggu, 11 Januari 2009

Penggalangan Seratus Tokoh Nglurug PBB, Minta Tegas terhadap Israel, efektifkah...???


JAKARTA - Perwakilan seratus tokoh lintas kelompok yang digalang Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin kemarin (7/1) nglurug Kantor Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Mereka menuntut agar PBB bersikap tegas terhadap aksi brutal Israel terhadap rakyat Palestina.

Selain politisi dan agamawan, budayawan, intelektual, pemimpin muda, dan tokoh wanita turut bergabung dalam gerakan tersebut. "Kami para pemimpin di Indonesia meminta agar PBB tegas. Jika tidak, lembaga internasional ini akan menjadi lembaga yang tidak berguna," ujar Din Syamsuddin yang juga ditunjuk sebagai Jubir di Kantor PBB, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, kemarin.

Saat mendatangi Kantor PBB, perwakilan 100 tokoh itu diterima koordinator perwakilan PBB untuk Indonesia, El-Mustofa Benlamlih. Selain Din, hadir Wakil Ketua MPR A.M. Fatwa serta Mooryati Soedibyo, Ketua Umum Partai Buruh Mochtar Pakpahan, Pendeta Natan Setiabudi, Sekjen PPP Irgan Chairul Mahfidz, musisi Rhoma Irama, dan Ketua FKB Effendy Choirie. Dari kalangan muda dan artis, tampak Yuddy Chrisnandi, Budiman Sudjatmiko, dan Cici Tegal.

Dalam pertemuan tersebut, perwakilan 100 tokoh itu mendesak agar PBB mengambil langkah tegas dengan segera mengeluarkan resolusi penghentian serangan. Sanksi keras juga harus dijatuhkan kepada Israel.

" Ini merupakan kesempatan terakhir untuk melihat PBB masih berdaya atau tidak dalam menyelesaikan konflik internasional. Kalau masih belum mampu, lebih baik memang dibubarkan saja," tambah Budiman Sudjatmiko, ketua Repdem PDI Perjuangan.

Menanggapi tuntutan tokoh-tokoh tersebut, El-Mostafa Benlamlih berjanji meneruskan aspirasi 100 tokoh tersebut ke Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat. "Intinya, saya setuju bahwa selain isu kemanusiaan, konflik Palestina merupakan isu keadilan. Jadi, kita memang harus hentikan serangan Israel ke Gaza dan Palestina," ujarnya.

Dia juga berjanji terus menggunakan semua sistem dan jaringan yang dimiliki untuk mencapai perdamaian di Palestina. "Tapi, kami juga bukan kekuatan politik yang superpower. Jadi, kita harus bekerja keras dan bersama-sama untuk mencapai perdamaian itu," tegasnya. Jawapos, 8 januari 2009(dyn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar terakhir